Kamis, 25 Agustus 2011

Sensor Api (Ultraviolet)

Sensor Ultraviolet (Sensor Api) UV Tron merupakan sensor api yang sering digunakan untuk untuk mendeteksi keberadaan sumber api berdasarkan gelombang ultraviolet yang dipancarkan oleh api. Sensor ultraviolet UV tron dapat diaplikasikan dengan mikrokontroler , misalnya sensor ultraviolet UV Tron ini digunakan untuk keperluan mendeteksi sumber api pada robot dalam suatu kontes robot pemadam kebakaran. Akurasi sensor ultraviolet UV Tron ini sangat tinggi terhadap keberadaan sumber api, sehingga sangat cocok untuk keperluan lomba robot pemadam kebakaran yang sumber apinya kecil berupa lilin.
Gelombang Ultraviolet :
Ultraungu (sering disingkat UV, dari bahasa inggris: ultraviolet) adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang lebih pendek dari daerah dengan sinar tampak, namun lebih panjang dari sinar-X yang kecil. Radiasi UV dapat dibagi menjadi hampir UV (panjang gelombang: 380–200 nm) dan UV vakum (200–10 nm). Ketika mempertimbangkan pengaruh radiasi UV terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, jarak panjang gelombang sering dibagi lagi kepada UVA (380–315 nm), yang juga disebut “Gelombang Panjang” atau “blacklight“; UVB (315–280 nm), yang juga disebut “Gelombang Medium” (Medium Wave); dan UVC (280-10 nm), juga disebut “Gelombang Pendek” (Short Wave). Istilah ultraviolet berarti “melebihi ungu” (dari bahasa latin ultra, “melebihi”), sedangkan kata ungu merupakan warna panjang gelombang paling pendek dari cahaya dari sinar tampak. Beberapa hewan, termasuk burung, reptil, dan serangga seperti lebah dapat melihat hingga mencapai “hampir UV”. Banyak buah-buahan, bunga dan benih terlihat lebih jelas di latar belakang dalam panjang gelombang UV dibandingkan dengan penglihatan warna manusia.

Modul Sensor Ultraviolet UV Tron (sensor Api)


Gambar diatas merupakan salah satu jenis sensor ultraviolet pada api buatan hamamatsu. Sensor ultraviolet atau UV Tron ini adalah detektor ultraviolet yang terbuat dari efek metal photoelektrik yang digabung dengan efek gas campuran. Sensor jenis ini mampu mendeteksi api sebuah lilin kecil sampai sejauh 5 meter. Keunggulan sensor api UV Tron ini membutuhkan konsumsi arus yang rendah dan memiliki sensitifitas yang tinggi. Untuk mengakses data sensor ini sanagatlah mudah karena input outputnya hanya sinyal digital 0 atau 1.

Sensor Getaran Menggunakan Speaker

Rangkaian sensor getaran ini dibuat sangat sederhana dan dimungkinkan untuk digunakannya baterai sebagai sumber tenaga listriknya. Selain rancangannya yang sangat sederhana, rangkaian ini juga sangat kecil menggunakan arus listrik. Sensor Getaran Menggunakan Speaker ini untuk rancangan rangkaian ini diambil dari komponen yang mudah didapatkan.  Sensornya hanya berupa sebuah speaker dengan diameter 2 inch.  Prinsip kerjanya sangat sederhana yaitu membalik proses kerja daari proses kerja speaker biasa. Speaker jika terminal-terminalnya mendapatkan sinyal seperti pada gambar 1 sebelah kiri maka akan menghasilkan output berupa getaran pada membran dan menyebabkan terbentuknya bunyi. Sebaliknya pada saat speaker ini digunakan sebagai sensor, lapisan membran pada speaker berfungsi sebagai detektor getaran.  Ketika ada getaran datang pada membran, maka membran ini juga akan ikut bergetar (beresonansi).  Bergetarnya membran akan mengakibatkan lilitan membran akan bergerak relatif terhadap inti magnet tetap dan menghasilkan sinyal listrik. Pembatasan daerah resonansi pada membran perlu diatur agar membran tidak akan merespon getaran dengan frekunsi yang tidak dinginkan.  Di dalam proyek ini, membran dibuat sedemikian hingga hanya merespon pada frekuensi rendah karena getaran langkah/benda pada frekuensi rendah. Untuk menurunkan respon pada speaker digunakan penambahan material yang bersifat menyerap sinyal/getaran frekuensi tinggi seperti pemberian lapisan spon pada daerah di sekitar membrannya. Penambahan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar speaker tetap dapat merespon getaran dengan baik.

Rangkaian Sensor Getaran

Untuk memperkuat sinyal yang dihasilkan dari speaker ini digunakan opamp CA3094.  Dasar pemilihan transistor ini adalah karena yang sinyal yang dihasilkan oleh speaker amplitudonya dan arusnya sangat lemah.  Untuk mengatasi hal tersebut dengan hanya menggunakan sebuah opamp maka harus digunakan opamp yang mempunyai karakteristik transconductance amplifier.  Kelebihan dari IC opamp ini adalah gain nya bisa dikontrol sehingga CA3904 ini biasanya dikatakan sebagai programmable transconductance amplifier. Pada output CA3094 diumpankan pada sebuah rangkaian monostabil yang mengatur lama bunyi dari buzzer.
Ketika terdapat getaran pada membran maka speaker akan menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang sangat kecil.  Sinyal ini dikuatkan sehingga menyebabkan tegangan di  pin 1 pada logika ‘1’.  Kondisi ini menyebabkan adanya feedback melalui transistor 2N4403 dan dioda 1N914. Karena transistor 2N4403 ‘ON’ dan menghasilkan feedback maka tegangan pada basis 2N4401 naik dan menyebabkan transistor ini ‘ON’ pula kemudian juga mengaktifkan rangkaian monostable.
Dengan ‘ON’-nya transistor 2N4401 maka terdapat arus yang mengalir melalui buzzer kemudian transistor 2N4401.  Kondisi ini akan mengakibatkan buzzer berbunyi sampai rangkaian monostabil kembali dalam kondisi reset.

Alcohol Gas Sensor

Alcohol Gas Sensor MQ-3 merupakan Sensor alkohol yang cocok untuk mendeteksi kadar alkohol secara langsung, misal pada nafas kita. Sensor alkohol MQ-3 memiliki sensitifitas tinggi dan waktu respon yang cepat. Sensor alkohol MQ-3 Rangkaian driver untuk Sensor alkohol MQ-3 ini sangat sederhana, hanya perlu 1 buah variable resistor. Output dari Sensor alkohol MQ-3 ini berupa tegangan analog yang sebanding dengan kadar alkohol yang diterima. Antarmuka yang diperlukan cukup sederhana, bisa menggunakan ADC yang dapat merespon tegangan 0 volt – 3,3 volt saja.Nilai Resistor yang dipasang harus dibedakan untuk berbagai jenis konsentrasi gas. Jadi perlu dikalibrasi untuk 0,4mg/L (sekitar 200ppm) konsentrasi alkohol di udara dan resistansi pada output sekitar 200K (100K sampai 470K)

Rangkaian dan Gambar Alcohol Gas Sensor MQ-3

Feature Alcohol Gas Sensor MQ-3

  • Sensitifitas terhadap alkohol tinggi dan rendah pada bensin
  • Respon yang cepat dan sensitifitas tinggi
  • Stabil dan tahan lama
  • Tegangan sumber 5VDC atau AC
  • Suhu Operasi -10 samapai 70 derajat C
  • Konsumsi arus kurang dari 750mW

Saklar Sentuh Dengan Menggunakan IC NE555

Rangkaian touch switch atau saklar sentuh ini dibangun dengan IC NE555, rangkaian touch switch ini dapat digunakan untuk mengaktifkan lampu, alarm atau peralatan elektronik lainnya. Rangkaian  ini menggunakan 2 buah plat logam senagai media sentuhnya, MP1 (Metal Plate 1) dan MP2 (Metal Plate 2). Rangkaian touch switch ini dilengkapi LED indikator visual untuk status relay (beban yang diaktikan). Untuk mengaktifkan (Relay ON) dapat dilakukan dengan menyentuh permukaan MP1 dan untuk mematikannya dengan menyentuh permukaan MP2. MP1 dan MP2 pada touch switch ini dapat menggunakan lempengan tembaga yang kecil (diameter 5mm) sudah cukup.

Rangkaian Touch Switch With NE555

Daftar Komponen Touch Switch With NE555

  • R1 = 3.3M
  • R2 = 3.3M
  • R3 = 10K
  • R4 = 1K
  • C1 = 10nF-63V
  • D1 = 1N4007
  • D2 = Red LED
  • Q1 = BC547
  • IC1 = NE555
  • RL1 = 12V Relay

Transistor Sebagai Saklar


Sistem Transistor Sebagai Saklar

Transistor dapat difungsikan “sebagai saklar” dengan mengatur arus basis Ib sehingga transistor dalam keadaan jenuh (saturasi) atau daerah mati (cut-off). Dengan mengatur Ib>Ic/β kondisi transistor akan menjadi jenuh seakan kolektor dan emitor short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke emitor tanpa hambatan dan Vce≈0. Besar arus yang mengalir dari kolektor ke emitor sama dengan Vcc/Rc. Keadaan seperti ini menyerupai saklar dalam kondisi tertutup (on). Dengan mengatur Ib = 0 atau tidak memberi tegangan pada bias basis atau basis diberi tegangan mundur terhadap emitor maka transistor akan dalam kondisi mati (cut-off), sehingga tak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor (Ic≈0) dan Vce ≈ Vcc. Keadaan ini menyerupai saklar pada kondisi terbuka.

Transistor dalam kondisi jenuh ekivalen dengan saklar tertutup


transistor sebagai saklar,saklar transistor,saklar transistor posisi tertutup

Transistor dalam kondisi mati  ekivalen dengan saklar terbuka

transistor sebagai saklar,saklar transistor,saklar transistor posisi terbuka
Berikut merupakan perhitungan secara teori untuk menentukan kondisi transistor sebagai saklar.

Kondisi Jenuh atau Saturasi

Vce =  Vcc – Ic . Rc
Karena kondisi jenuh Vce = 0V (keadaan ideal)
Maka  Ic  =  Vcc / Rc
Menentukan tahanan basis Rb untuk memperoleh arus basis pada keadaan jenuh adalah:
Rb=(Vi – Vbe) / Ib jenuh
Sehingga besar arus basis Ib jenuh adalah
Ib jenuh > Ic / β

Kondisi Mati atau Cutt Off

Vce  = Vcc – Ic . Rc
Karena kondisi mati Ic = 0 (kondisi Ideal) maka:
Vce  = Vcc – 0 . R c
Vce = Vcc
Besar arus basis Ib adalah
Ib   =  Ic / β
Ib   =  0/β  = 0

Sensor Gerak PIR (Passive Infra Red)

Modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111 adalah sensor pendeteksi gerak dari objek yang paling kecil ukuran bentuknya. Modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111 dilengkapi juga dengan lensa fresneal. Modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111 ini memiliki kelebihan dapat langsung di hubungkan dengan mikrokontroller atau driver aktuator lain.

Gambar Modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111

Modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111 ini memiliki sensitifitas yang sangat epka terhadap perubahan gerak disekitarnya. Modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111 sangat cocok bila diaplikasikan untuk security sistem. Harga dari modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111 tidak tergolong mahal. mudah diperoleh di pasaran. Bagi anda anda yang ingin membuat sensor pendeteksi gerak. Modul sensor gerak PIR (pasif Infra Red) Amn12111 ini jauh lebih mudah dan praktis dari pada anda harus membuat rangkaian Infra Red dengan Tx dan Rx.

Power Amplifier 20W menggunakan TDA 2003

Rangkaian Stereo Amplifier 20W TDA2003




IC TDA 2003 merupakan single chip stereo amplifier sehingga dengan 1 IC TDA2003 dapat untuk membuat amplifier stereo seperti diatas. Rangkaian stereo amplifier 20 Watt diatas adalah rangkaian stereo, IC TDA 2003 ini dapat juga digunakan untuk membuat amplifier mono dengan sistem output bridge yang rangkaian secara detilnya ada pada datasheet IC TDA2003. Aplikasi dari amplifier dengan IC TDA 2003 ini dapat kita jumpai pada audio mobil daya rendah.

Double Side Band AM Transmitter Circuit

The circuit of AM transmitter is designed to transmit (amplitude modulated) DSB (double side band) signals. A modulated AM signal consists of a carrier and two symetrically spaced side bands. The two side bands have the same amplitude and carry the same information. In fact, the carrier itself coveys or carries no information. In a 100% modulated AM signal 2/3 rd of the power is wasted in the carrier and only 1/6th of the power is contained in each side band.
In this transmitter we remove the carrier and transmitt only the two side bands. The effective output of the circuit is three times that of an equivalent AM transmitter.
Op Amp IC741 is used here as a microphone amplifier to amplify the voice picked up by the condenser microphone. The output of the op amp is fed to the double balanced modulator (DBM) build around four IN4148 diodes. The modulation level can be adjusted with the help of preset VR1.
The carrier is generated using crystal oscillator wired around BC548 transistor T2. The carrier is further amplified by transistor T1, which also acts as a buffer between carrier oscillator and the balanced modulator. The working frequency of the transmitter can be changed by using crystals of different frequencies. For multi frequency operation, selection of different crystals can be made using a selector switch.
Ths output of the DBM contains only the product (of audio and carrier) frequencies. The DBM suppresses both the input signals and produces double side band suppressed carrier (DSBSC) at its output. However, since the diodes used in the balanced modulator are not fully matched, the output of the DBM does contain some residual carrier. This is known as carrier leakage. By adjusting the 100 ohm preset VR2 and trimmer C7 you can null the carrier leakage.
To receive DSB signals you need a beat frequency oscillator to reinsert the missing carrier. If you don’t have a beat frequency oscillator, or want to transmitt only AM signal, adjust preset VR2 to leak some carrier so that you can receive the signals on any ordinary radio receiver. In AM mode 100% modulation can be attained by adjusting preset VR1 and VR2.
The DSBSC signal available at the output of the balanced modulator is amplified by two stages of RF linear amplifiers. Transistor 2N2222A (T3) is used as an RF pre amplifier, which provides enough signal amplification to drive the final power amplifier build around transistor SL100B. The output of the final power amplifier is connected to the antenna.
All coils are to be wound ferrite balun core (same as used in TV balun transformer of size 1.4 cm * 0.6 cm) using 24 swg enameled copper wire. Proper heat sink should be provided for SL100B transistor used as final power amplifier.
AM DSB Transmitter
X1 – 8+8 Turns Bifalar 24 SWG On TV Balune Core
X2 – Primary 12 Turns, Secondary 4 Turns. 24 SWG on TV Balun Core (dot indicates start of coil).
X3 – 20 Turns 24 SWG on TV Balun Core
Range of the circuit depends on the type of antenna used. It is very important to use matched antenna to radiate the signals effectively. I used horizontal dipole antenna, which is simple and easy to construct. For 7 MHz, ie 40 meter ham band the length of dipole antenna will be 20 meter. Use 75 Ohms co-axial cable to connect antenna and transmitter. I was able to get 57 report from station 80 kilometer away. You can easily add a Linear RF amplifier using IRF830 to get more power.

Rangkaian DC 12V to AC 220-230V

Rangkaian Inverter 12V DC to 220VAC merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan DC 12V ke tegangan AC 220V dengan daya 100Watt. Rangkaian Converter / Inverter 12 VDC to 220VAC 100W MOSFET ini menggunakan penguat akhir berupa MOSFET IRF540. Jantung dari rangkaian Converter / Inverter 12 VDC to 220VAC 100W MOSFET ini adalah IC CD4047 yang berfungsi sebagai multivibrator astabil. Frekuensi kerja Converter / Inverter 12 VDC to 220VAC 100W MOSFET ditentukan oleh output dari multivibrator IC CD4047 tersebut dapat diatur menggunakan VR1. Output multivibrator CD4047 berupa gelombang kotak yang salin berkomplemen untuk driver MOSFET IRF540 T1 dan T2. Berikut gambar rangkaian Converter / Inverter 12 VDC to 220VAC 100W MOSFET.

Rangkaian Inverter 12 VDC to 220VAC 100W MOSFET

Transformator yang digunakan untuk rangkaian ini dapat menggunakan transformator 2-3 Amphere dengan kumparan primer 0 dan 220 V sebagai output dan kumparan sekunder 12V CT 12V sebagai input yang di drive oleh MOSFET T1 dan T2 pada rangkaian Converter / Inverter 12 VDC to 220VAC 100W MOSFET ini.